Hambatan dalam penerapan pendidikan budi pekerti di sekolah
Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada
peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah,
sering kali kontra produktif atau terjadi benturan nilai.
Untuk itu agar proses pendidikan budi pekerti di
sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu
membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan
berbagai kegiatan dan program pendidikan budi pekerti yang telah
dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah agar terjadi
singkronisasi nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang di ajarkan
di sekolah dengan apa yang ajarkan orang tua di rumah.
Selain itu, agar pendidikan budi pekerti di sekolah dan di
rumah dapat berjalan searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid
hendaknya juga dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan program pendidikan
budi pekerti di sekolah.
Dengan pelibatan orang tua murid dalam proses perencanaan program pendidikan budi pekerti di
sekolah, diharapkan orang tua murid tidak hanya menyerahkan proses pendidikan budi pekerti anak-anak mereka kepada pihak sekolah, tetapi juga dapat ikut serta
mengambil tanggung jawab dalam proses pendidikan budi pekerti anak-anak mereka di
keluarga.
a.
Dirumah dan keluarga
Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.
Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.
Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi
pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa menghormat orang
tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika
berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu (
permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang
baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko
( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena
unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan
santun untuk menghormat orang lain.
b.
Esensi Budi Pekerti, secara tradisional mulai ditanamkan sejak masa kanak-kanak,
baik dirumah maupun disekolah, kemudian berlanjut dalam kehidupan dimasyarakat.